Selasa, 10 Januari 2017

WAN (Wide Area Network)




 1. PENGERTIAN WAN

WAN merupakan salah satu konsep implementasi dari sebuah jaringan komputer, yang merupakan kependekan dari Wide Area Network. Sesuai dengan namnya, WAN merupakan sebuah implementasi jaringan komputer yang sifatnya luas. Beberapa sumber mengatakan bahwa jangakauan dari sebuha jaringan WAN itu adalah jangkauan antar pulau, antar propinsi, antar Negara dan juga antar benua. (baca juga: prinsip kerja WAN)
WAN sendiri saat ini juga seringkali dikaitkan dengan salah satu jaringan yang populer, yaitu jaringan internet. Fungsi WAN ini kerap kali di manfaatkan untuk mengkoneksikan komputer dan perangkat lainnya agar dapat terhubung ke internet dan terhubung ke komputer mana saja di dunia lewat internet itu. Meski banyak jenis-jenis jaringan komputer yang ada, namun untuk jaringan WAN ini lebih sering di gunakan untuk sekala besar.
Meskipun merupakan salah saru jaringan komputer yang luas, dan secara tidak sadar banyak diimplementasikan di dalam institusi dan perusahaan, akan tetapi tidak ada tokoh dan ahli jaringan yang secara spesifik menyebutkan apa itu definisi konkrit dari WAN. Untuk memahami WAN kita bisa memahami beberapa pengertian dari para ahli mengenai jaringan komputer, dan definisi jaringan internet.

Gambar Topologi WAN : 


Wide Area Network (WAN)
 

2. PROTOKOL YANG DIGUNAKAN WAN

1. ATM (Asynchronous Transfer Mode) adalah standar iInternational Telecommunication Union  Telecommunication Standar Section (ITU-T) untuk cell relay informasi untuk beberapa layanan seperti voice, video, atau data. Jaringan ATM bersifat connection-oriented.


2. HDLC (High Level Data Link Control), merupakan suatu protokol WAN yang bekerja pada data link layer dimana protokol HDLC berfungsi untuk menetapkan metode enkapsulasi paket data pada synchronous serial. HDLC keluaran ISO memiliki kelemahan, yakni masih bersifat single protocol yang berarti hanya untuk komunikasi pada satu protokol, sedangkan untuk HDLC keluaran CISCO multiprotocol, dimana dapat melakukan komunikasi data dengan banyak protokol (misal IP, IPX dsb) dan protokol ini terdapat pada layer tiga secara simultan. 

3. PPP (Point to Point) merupakan protokol pada data link layer yang dapat digunakan untuk komunikasi asynchronous serial maupun synchronous serial. PPP dapat melakukan autentikasi dan bersifat multiprotocol. Protokol ini merupakan pengembangan dari protokol SLIP (Serial Line Interface Protocol) yaitu suatu protokol standar yang menggunakan protokol TCP/IP.

 

4. X.25 merupakan protokol standar yang mendefinisikan hubungan antar sebuah terminal dengan jaringan packet switching. Untuk protokol ini dibuat untuk komunikasi data secara analog yang berarti proses pengiriman data harus mengikuti algoritma algoritma yang ada pada protokol x.25. Protokol ini melakukan suatu koneksi dengan membuat suatu circuis virtual dimana suatu jalus khusus pada jaringan public yang dipakan untuk komunikasi data antar protokol x.25.


5. Frame Relay, merupakan protokol untuk pengiriman data pada jaringan publik adalah sebuah protokol WAN high-performance yang beroperasi pada physical layer dan data link layer dari model referensi OSI. Frame Relay awalnya dirancang untuk digunakan di jaringan interface ISDN, tetapi untuk sekarang frame relay digunakan melalui berbagai interface jaringan lainnya juga. Sama halnya dengan protokol x.25, frame relay juga memakai circuit virtual sebagai jalur komunikasi data khusus tetapi frame relay masih lebi baik dari x.25 dengan berbagai kelengkapan yang ada pada protokol frame relay. Enkapsulasi paket pada frame relay menggunakan identitas koneksi yang disebut sebagai DLCI (Data Link Connection Identifier) yang mana pembuatan jalur virtual circuit akan ditandai dengan DLCI untuk koneksi antar komputer pelanggan dengan switch atau router sebagai node frame relay.

 

6. ISDN (Integrated Services Digital Network), merupakan suatu layanan digital yang berjalan melalui jaringan telepon ISDN juga protokol komunikasi data yang dapat membawa paket data baik dalam bentuk text, gambar, suara, video secara simultan. Protokol ISDN beroperasi pada layer physical, data link, dan network.

 

7. DSL Digital subscriber line (disingkat DSL) adalah teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan unduh dari DSL berkisar dari 128 kb/d sampai 24.000 kb/d tergantung dari teknologi DSL tersebut. Kecepatan unggah DSL lebih rendah dari unduh versi ADSL dan sama cepat untuk SDSL.

3. Pengertian PPP Pada WAN :
Network - Point-to-Point Protocol  (sering disingkat menjadi PPP) adalah sebuah protokol enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini merupakan standar industri yang berjalan pada lapisan data-link (layer 2)  dan dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada protokol Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung pengalamatan IP statis kepada para kliennya. Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP), PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini juga mendukung banyak protokol-protokol jaringan secara simultan.
Pengertian LCP Pada WAN :
LCP Merupakan singkatan dari Link Control Protocol. LCP adalah salah satu set layanan yang digunakan untuk melepaskan setuplink dan memiliki fase sebagai berikut :
  • Melakukan pembentukan link terhadap router lain
  • Menentukan kualitas link
  • Mengontrol esthablisment
Pengertian SLIP Pada WAN :
SLIP merupakan suatu paket yang membingkai protokol: SLIP menggambarkan suatu urutan karakter yang membingkai IP paket pada serial line. SLIP tidak menghasilkan alamat, pengidentifikasian type paket, pendeteksian kesalahan /koreksi atau mekanisme tekanan.
SLIP protokol menggambarkan dua karakter khusus: END dan ESC. END adalah octal 300 ( sistim desimal 192) dan ESC adalah octal 333 ( sistim desimal 219). Untuk mengirimkan suatu paket, suatu SLIP host sederhana memulai mengirimkan data di (dalam) paket itu. Jika suatu data byte adalah kode yang sama ketika mengakhiri karakter, suatu dua byte urutan ESC dan octal 334 ( sistim desimal 220) dikirim sebagai gantinya. Itu sama halnya suatu ESC karakter, dua byte urutan ESC dan octal 335 ( sistim desimal 221) dikirim sebagai gantinya. Manakala byte terakhir di (dalam) paket telah dikirim, suatu karakter AKHIR kemudian adalah memancarkan..

Sebab tidak ada ' standard' spesifikasi SLIP, tidak ada ukuran paket yang maksimum digambarkan secara riil untuk SLIP. SLIP mungkin terbaik untuk menerima ukuran paket yang maksimum yang digunakan oleh Berkeley UNIX SLIP driver: 1006 bytes mencakup IP dan pengangkutan awal protocol ( belum termasuk penyusunan karakter). 


Pengertian HDLC Pada WAN :
HDLC ( High level Data Link Control ) adalah protokol untuk digunakan dengan WAN ( Wide Area Networks ) yang secara luas dapat mengatasi kerugian – kerugian yang ada pada protokol – protokol yang berorientasi karaktek seperti Bi-Synch, yaitu yang hanya dapat bekerja secara half-duplex ( pengiriman isyarat dua arah tetapi tidak dalam waktu yang bersamaan ) dan penggunaan karaktek DLE untuk mendapatkan transparansi pesan.
  Dua protokol utama dalam HDLC adalah LAPB untuk sambungan ke titik – titik dan RNM untuk sambungan ke banyak titik. Protokol ini bersifat reliable yang di dalamnya memiliki kemampuan error detection dan error correction serta menjamin bahwa data yang diterima akan sama urutannya dengan ketika dikirimkan.
  HDLC adalah protokol full-duplex ( pengiriman isyarat dua arah pada waktu yang bersamaan ) dengan menggunakan dua kanal yang tidak saling bergantung dan pengiriman sinkron meskipun dapat juga digunakan dalam mode half-duplex. 
Pada saat pesan – pesan biner murni, misalnya karakter tak terpisah, dikirimkan lewat satu kanal, acknowledgement dapat dikirimkan lewat kanal yang lain dengan arah berlawanan. Stasiun pengirim akan mengirimkan serangkaian blok data secara kontinu dan hanya berhenti jika menerima pemberitahuan bahwa ada blok yang mengandung kesalahan. Pada saat isyarat NAK diterima beberapa blok lain setelah blok yang berisi kesalahan sudah terkirimkan. Blok – blok yang dikirimkan harus diberi nomor sehingga dapat diidentifikasi secara terpisah, setiap blok harus disimpan pada pengirim untuk selang waktu yang diperlukan untuk sebuah pemberitahuan kesalahan yang diterima.




4. Macam Macam Perangkat yang digunakan pada WAN
1.Router
Router adalah jenis kusus dari komputer, yang secara dasar mempunyai komponen yang sama seperti: CPU, memory
(ROM, RAM, NVRAM, FLASH), system bus, dan berbagai perantara input/output. Namun router didesain untuk fungsi
khusus yang tidak ada di dalam PC, seperti ruter dapat menghubungkan dan menentukan jalur terbaik untuk pengiriman
data dalam jaringan.

2.ATM Switch
Asynchronous Transfer Mode (ATM)
ATM merupakan sebuah protokol standar internasional untuk jaringan cell relay, di mana berbagai macam servis seperti suara, video, dan data digandeng bersamaan dengan menggunakan cell-cell yang berukuran tetap. Protokol ATM banyak digunakan untuk memaksimalkan penggunaan media WAN berkecepatan sangat tinggi seperti Synchronous Optical Network (SONET).

3.Switch X.25 / Frame Relay
Frame relay merupakan protokol yang khusus digunakan untuk membuat koneksi WAN jenis Packet-Switched dengan performa yang tinggi. WAN protokol ini dapat digunakan di atas berbagai macam interface jaringan. Karena untuk mendukung performanya yang hebat ini, frame relay membutuhkan media WAN yang berkecepatan tinggi, reliabel, dan bebas dari error.
Frame relay ini digunakan berbarengan dengan layanan leased-line lainnya, misalnya sering kita jumpai istilah-istilah DS0FR dan atau DS1FR.

4.Modem
Modem berasal dari singkatan MOdulator DEModulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (Carrier) dan siap Untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa (carrier) yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan bagian yang disebut “modem”, seperti VSAT, Microwave Radio, dan lain sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai Perangkat keras yang sering digunakan untuk komunikasi pada komputer.

5.Multiplexer
Sebuah Multiplexer mentransmisikan gabungan beberapa sinyal melalui sebuah sirkit (circuit). Multiplexer dapat mentransfer beberapa data secara simultan (terus-menerus), seperti video, sound, text, dan lain-lain.
Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara berbarengan pada satu kanal transmisi disebut multiplexing
•Perangkat yang melaksanakan multiplexing disebut multiplexer (mux)
Multiplexer mengkombinasikan (me -multiplex) data dari n input dan mentransmisi melalui kapasitas data link yang tinggi. Demultiplexer menerima aliran data yang di-multiplex (pemisahan (demultiplex) dari data tersebut tergantung pada channel) dan mengirimnya ke line output yang diminta.
•Ada 3 jenis multiplexing
•FDM : Frequency Division Multiplexing
•TDM : Time Division Multiplexing
•CDM : Code Division Multiplexing


5. Langkah Langkah Instalasi WAN 



a.  Peralatan :

1.Kompas dan peta topografi
2.Penggaris dan busur derajat
3.Pensil, penghapus, alat tulis
4.GPS, altimeter, klinometer
5.Kaca pantul dan teropong
6.Radio komunikasi (HT)
7.Orinoco PC Card, pigtail dan PCI / ISA adapter
8.Multimeter, SWR, cable tester, solder, timah, tang potong kabel
9.Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley
10.Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel, TBA, unibell
11.Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor RJ45
12.Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet, firmware dan operating system (NT, W2K, W98 / ME, Linux, FreeBSD + utilitynya)
b. Survey Lokasi
1.  Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dgn GPS dan kompas pada peta
2.  Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang path
3.  Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena
4.  Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test noise serta interferensi
5.  Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dlm instalasi
6.  Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat.
Pemasangan Konektor                                 
1.  Kuliti kabel coaxial dgn penampang melintang, spesifikasi kabel minimum ialah RG 8 9913 dgn perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2.  Jangan sampai terjadi goresan berlebihan sebab perambatan gelombang mikro ialah pada permukaan kabel
3.  Pasang konektor dgn cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
4.  Solder pin ujung konektor dgn cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
5.  Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah bergeser
6.  Tutup permukaan konektor dgn aluminium foil utk mencegah kebocoran dan interferensi, posisi harus menempel pada permukaan konektor
7.  Lapisi konektor dgn aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektor dgn isolator TBA (biasa utk pemasangan pipa saluran air / kabel listrik instalasi rumah)
8.  Terakhir, tutup seluruh permukaan dgn isolator karet utk mencegah air
9.  Utk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10.  Konektor terbaik ialah model hexa tanpa solderan dan drat sehingga sedikit melukai permukaan kabel, yang dipasang dgn memakai crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti isolator karet.
c. Pembuatan POE
1.  Power over ethernet diperlukan utk melakukan injeksi catu daya ke perangkat Wireless In A Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan konektor
2.  POE memakai 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair utk injeksi + (positif) power dan 1 pair utk injeksi – (negatif) power, dipakai kabel pair (sepasang) utk menghindari penurunan daya sebab kabel loss
3.  Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dlm pembuatan POE ialah bagaimana trik mencegah terjadinya short, sebab kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser / tertarik, tetesi dgn lilin / isolator gel agar setiap titik sambungan terlindung dari short
4.  Sebelum dipakai uji terlebih dahulu semua sambungan dgn multimeter
d. Instalasi Antena
1.  Pasang pipa dgn metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone terlewati terhadap obstructure terdekat
2.  Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan kaki utk memanjat dan anker cows tail
3.  Cek semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir jika ada
4.  Pasang antena dgn rapi dan benar, arahkan dgn memakai kompas dan GPS sesuai tempat kedudukan BTS di peta
5.  Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena
6.  Perhatikan dlm memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial menjadi akumulasi air hujan, bentuk seutkkian rupa sehingga air hujan bebas jatuh ke bawah
e. Instalasi Perangkat Radio
1.  Instal PC Card dan Orinoco dgn benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik dan pastikan semua driver serta utility bisa bekerja sempurna
2.  Instalasi pada OS W2K membutuhkan driver terbaru dari web site dan ada di CD utility kopian, tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K melakukannya justru deteksi ini menimbulkan konflik, hapus dirver ini dari Device Manager
3.  Instalasi pada NT membutuhkan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebih  baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak diperlukan
4.  Semua prosedur ini bisa diselesaikan dlm waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk instalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya
5.  Apajika terus menerus terjadi kesulitan instalasi, utk sementara utk efisiensi lakukan instalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit masalah
6.  Pada instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet dlll.), terlebih dahulu lakukan update firmware dan utility
7.  Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP Addressing dgn memakai antena helical, pastikan semua fungsi berjalan baik dan stabil
8.  Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna
f. Pengujian Noise
1.  Jika semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai lakukan pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default
2.  Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain disekitarnya, jika ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) / bahkan lebih, maka dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial menimbulkan gangguan bagi station yang sedang kita bangun, pertimbangkan utk berunding dgn operator BTS / station eksisting tersebut
3.  Perhatikan berapa tingkat noise, jika mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya ialah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
4.  Perhitungan standar signal strenght ialah 0 % – 40 % poor, 40 % – 60 % good, 60 % – 100 % excellent, apajika signal strenght yang diterima ialah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya ialah poor connection (60 % – 20 % – 40 % poor), maka sebisa mungkin signal strenght harus mencapai 80 %
5.  Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi jumlah RTO dlm continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1 % – 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client harus seimbang
6.  Perhitungan yang sama bisa dipergunakan utk memperhatikan station lawan / BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang utk menbisakan stabilitas koneksi yang diharapkan
7.  Pertimbangkan alternatif skenario lain jika sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi, misalkan dgn memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat lainnya / dgn metode 3 titik (repeater) dll.
g. Perakitan Antena
1.  Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit sebab terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dgn jenis patch panel, panel sector maupun omni directional
2.  Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3.  Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4.  Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada waktu perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5.  Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan
h. Pointing Antena
1.  Setrik umum antena dipasang dgn polarisasi horizontal
2.  Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah arah (center beam)
3.  Geser antena dgn arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada setiap tahap dgn perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena utk setiap sisi (kiri / kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam ialah 6 derajat
4.  Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan dgn trik mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang harus diperhatikan ialah signal strenght, noise dan stabilitas
5.  Sebab kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis utk merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis, utk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis seperti Orinoco / gunakan Wave Rider
6.  Selanjutnya jika diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dgn klino meter sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dgn kontur pada peta topografi
7.  Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apajika diperlukan bisa dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical utk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi vertical).
i. Pengujian Koneksi Radio
1.  Lakukan pengujian signal, mirip dgn pengujian noise, hanya saja pada waktu ini antena dan kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio
2.  Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dgn identitas BTS / AP tujuan, utkkian juga enkripsinya, apajika dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address station tersebut
3.  Jika memakai otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang
4.  Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio ialah berfungsi sebagai bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dlm tabel routing
5.  Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, utk Wireless In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device yang menghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dgn IP Address yang telah didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang dipasang di router bisa mengenali radio
6.  Lakukan continuos ping utk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7.  Jika telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise) maka lakukan uji troughput dgn melakukan koneksi FTP (dgn software FTP client) ke FTP server terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal average troughput akan seimbang baik waktu download maupun up load, maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps ialah sekitar 600 kbps dan per TCP connection dgn MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8.  Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP connection setrik simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat dgn harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP connection, maka bisa diaktifkan sekitar 120 session simultan (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600
9.  / dgn trik yang lebih sederhana, dipakai skala yang lebih kecil, 12 concurrent connection dgn trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai 60 kbps (average) ? jika tercapai maka stabilitas koneksi sudah bisa dijamin berada pada level maksimum
10.  Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar